Balunijuk (8/3) - Fakultas Ilmu Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (FISIP UBB) bekerjasama dengan One Asia Foundation (OAF) kembali menggelar pertemuan ke-4 dari 16 pertemuan International Class on Asian Community, di Gedung Babel IV, Kampus Terpadu Universitas Bangka Belitung.
Pada pertemuan ke-4 ini bertemakan "Sociological Mapping of ASIAN Community" dibagi menjadi 2 sesi dengan 2 narasumber yang berbeda. Narasumber sesi pertama merupakan Guru Besar Sosiologi Universitas Bangka Belitung, Prof. Dr. Bustami Rahman, M.Sc, yang juga merupakan Rektor Universitas Bangka Belitung Periode Tahun 2006 - 2016, dan sesi berikutnya oleh Syafri Hariansah (Mahasiswa S3 di Ankara University, Turki). Pada kedua sesi perkuliahan tersebut dimoderatori oleh Herdiyanti, M.Si (Dosen Sosiologi FISIP UBB).
Sebelum perkuliahan dimulai, Dini Wulansari, M.A (Sekretaris Jurusan Sastra Inggris FISIP UBB) menyampaikan Welcome Speech kepada narasumber dan seluruh peserta International Class on Asian Community. "We are proud that you have chosen to spend two months or will spend four months in this International Class", ujar beliau kepada seluruh peserta.
Prof. Dr. Bustami Rahman, M.Sc sebagai pembicara pertama dengan membawakan topik "Asian and Indonesian Relationship Sociological Mapping". Bustami Rahman mengatakan ada 3 perspektif untuk mengukur komunitas asia secara sosiologi yaitu : 1. Perspektif fisik dan geografis, 2. Perspektif sosial budaya, 3. Perspektif sosial politik.
"Semua sama-sama pintar, tergantung apakah ada mental capacities di dalam diri masing-masing" ujar Bustami Rahman. Mental capacities yang dimaksud adalah hard working (kerja keras), strive for perfection (berjuang untuk kesempurnaan), perseverance (ketekunan), passionate (semangat), appreciating time (menghargai waktu), and dedicated (dedikasi).
Bustami Rahman saat menjelaskan tentang pentingnya pemetaan sosiologi bagi mahasiswa, agar memiliki mentalitas yang baik sehingga akan tercipta generasi yang baik.
Pada sesi ke-2, Syafri Hariansah membawakan topik "Nasionalisme dan Budaya; Jalan Panjang Rakyat Turki Mempertahankan Tanah Air". Diawali dengan pemutaran video Kudeta Turki pada 15 Juli 2016, peserta sangat antusias mendengarkan seluruh cerita tentang Turki, yang dikenal sebagai negara Islam terbesar. Dimulai dari era Kesultanan Utsmaniyah hingga ke Presiden Turki yang memimpin saat ini. Syafri juga mengatakan bahwa tingkat Nasionalisme di Turki sangat tinggi, dengan hanya mendengarkan lagu kebangsaan, mereka yang di jalan secara otomatis akan berhenti dan mengikuti hikmatnya alunan lagu kebangsaan Turki. "Nasionalisme milik semua orang, tidak memandang dari segi apapun" begitu kata Syafri.
Kegiatan perkuliahan ditutup dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan para peserta, kuiz dan pemberian doorprize. Untuk pertemuan selanjutnya, akan dilaksanakan di Kantor Walikota, Gedung Tudung Saji, pada Jumat 15 Maret 2019, pukul 13.30 hingga selesai.