Balunijuk (10/5) - Fakultas Ilmu Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (FISIP UBB) bekerjasama dengan One Asia Foundation (OAF) menggelar pertemuan ke-14 dari 16 pertemuan International Class on Asian Community, pada hari Jumat, 10 Mei 2019, di Gedung Rektorat, Universitas Bangka Belitung.
Pada pertemuan ke-14 ini mengangkat tema "Modelling of Communication in Asian Friendship", dengan narasumber Sujadmi, M.A. (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FISIP UBB), dan Herland Franley Manalu, M.Hum (Dosen Sastra Inggris FISIP UBB) sebagai moderator. Sebelum memulai sesi perkuliahan, Putra Pratama Saputra, MPS.Sp (Dosen Sosiologi FISIP UBB) menyampaikan welcome speech kepada seluruh peserta.
Modelling of Communication in Asian Friendship
Kenapa harus Asia? Ada apa dengan Asia? Apa yang telah Asia lakukan? Tanya Sujadmi kepada seluruh peserta pada awal masuk sesi perkuliahan. "Karena Asia itu beragam, makanya ada Komunitas Asia untuk menyatukan keberagaman, kemudian juga ada kesamaan sejarah." Jawab salah satu peserta. Sujadmi menjelaskan bahwa Komunitas Asia memang dibutuhkan untuk menangani cara pandang dari berbagai aspek, terutama komunikasi. Komunikasi di Asia menggunakan komunikasi non-verbal, berbeda dengan Eropa yang menggunakan komunikasi verbal. Aspek inilah yang menjadikan Komunitas Asia kenapa bermula dari Jepang, karena di Jepang sendiri sangat menekankan bahasa non-verbal (bahasa batin,tubuh), seperti contoh mereka selalu membungkukkan badan ketika bertemu.
Membangun identitas juga penting dalam Komunitas Asia, jadi ada perbedaan antara identitas Eropa dan Asia dengan tujuan agar identitas Asia tidak tenggelam. Terdapat beberapa persoalan dalam membangun Asia yang masih didominasi oleh Eropa, seperti budaya, sistem politik, pengetahuan dan teknologi.
Melalui beberapa permasalahan atau tantangan, Komunitas Asia memiliki 3 tujuan menurut Sujadmi, seperti membangun identitas, memperkuat dan meningkatkan solidaritas antar negara, serta menggali kembali nilai lokalitas yang ada di setiap negara.
Pada akhir sesi perkuliahan, Sujadmi mengisi beberapa games dengan tujuan membangun komunikasi antar peserta dan juga membuat peserta semangat mengikuti perkuliahan di bulan Ramadhan ini. Perkuliahan diakhiri dengan beberapa pertanyaan yang dilontarkan para peserta, dan konsumsi dibagikan pada saat berakhirnya perkuliahan sebagai tambahan menu berbuka puasa.