Balunijuk, UBB-- Tim Riset yang diketuai oleh Prof. Dr. Ibrahim, M.Si. dinyatakan lolos hibah penelitian Kemdikbudristek di Skema Penelitian Terapan Jalur Hilirisasi. Proposal riset yang diajukan diberi judul "Politik (manipulasi) identitas dalam kontestasi elektoral: Konsolidasi jelang, saat, dan pasca pemilu pada rentang 2023 - 2025 menuju maturitas demokrasi" .
"Alhamdulillah, proposal riset yang kami usulkan dinilai layak. Riset ini lolos untuk skim Jalur Hilirisasi yang diharapkan nanti akan memberikan kontribusi keilmuan sekaligus praktis, utamanya dalam rangka memperkuat deepening democracy. Daya tarik sepertinya ada di sini," ucap Prof. Ibrahim (20 Juni, 2023).
Menurut Profesor Ibrahim, Riset ini sekaligus menandai transformasi riset tim mereka yang telah mendapatkan pendanaan Dikti untuk skim riset dasar/kompetensi sejak 2017-2022 tanpa putus menjadi terapan untuk 3 tahun ke depan.
Menurut tim riset yang terdiri dari Prof. Ibrahim (ketua/Dosen Ilmu Politik UBB), Dr. Dwi Haryadi (Anggota 1/Dosen Hukum UBB), dan Dr. Novendra Hidayat (Anggota 2/Dosen Ilmu Politik UBB), proposal riset ini dilatar belakangi oleh konteks di mana menurut mereka isu-isu identitas lebih sering dimobilisasi sebagai alat elektorasi, baik sebagai alat afirmasi maupun negasi. Identitas tidak netral karena diberlakukan secara ganda bergantian sesuai dengan kepentingan pengemban dan pengembang identitas. Isu-isu mobilisasi identitas, semisal agama, ras atau etnis, dan identitas given lainnya selalu menjadi pemantik perdebatan yang kuat dan mengarah pada potensi disintegrasi.
“Ekskalasi mobilisasi identitas ini akan semakin menemukan puncaknya menjelang Pemilu dan Pilkada dengan segala dinamikanya. Problemnya adalah permisivitas atas mobilisasi identitas sepertinya tidak sebanding dengan daya rusaknya pada kohesi sosial,” ucap Prof. Ibrahim.
Hasil riset ini diproyeksikan untuk pelaksanaan pemilu 2029 bukan untuk pemilu 2024, tentunya dalam hal pemberian produk hukum untuk menangani politik (manipulasi) identitas yang dirasa kurang mempunyai formulasi hukum yang mumpuni untuk menanganinya.
Dalam tahun pertama ini, proses riset sudah dilakukan di pelbagai tempat di Indonesia dengan fokus topik pada “Instrumentasi Identitas: Ragam Corak dan Variasi Trennya dalam Kontestasi Elektoral”. Beberapa wilayah yang sudah dijadikan lokus wawancara, observasi, dan FGD adalah Bangka Belitung, Kupang, Pontianak, dan Ambon. (HZ/FISIP)